Muhammad de Putra yang memiliki nama asli Muhammad Ade Putra (lahir di Kampar, Riau, 25 Mei 2001; umur 19 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya dalam bentuk puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar di antaranya Media Indonesia, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Horison, Riau Pos, Lampung Post, Rakyat Sultra, Lombok Pos, Radar Surabaya, Tribun Jabar, Batam Pos, Solo Pos, Koran Merapi, Minggu Pagi, Singgalang, Banjarmasin Post, Medan Bisnis, BASABASI, dan lain-lain, juga terhimpun dalam berbagai antologi. Muhammad de Putra merupakan salah satu penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017 dari Presiden Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang diserahkan pada tanggal 27-29 September 2017 di Jakarta. Tahun itu pula, dia diundang sebagai peserta Program Penulisan Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) untuk naskah puisi. Dia juga memenangi Kompetisi SahabArtEurpalia yang diselenggarakan oleh Kemdikbud, dan membawanya berkeliling Eropa. Bukunya Hikayat Anak-anak Pendosa terpilih sebagai salah satu pemenang Promising Writer pada Banjarbaru's Rainy Day Literary Festival Festival 2017. Tahun 2019 Muhammad de Putra terpilih sebagai salah satu penyair yang diundang dalam Pertemuan Penyair Nusantara XI di Kudus yang dihadiri oleh para sastrawan enam negara Melayu serumpun; Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Indonesia, dan Timor Leste.